Wanita lebih lemah fisiknya di banding laki - laki Tapi tidak dengan hatinya Ia memang mudah menangis Karena itu lah cara ia menunjukkan rasa dalam hatinya
Minggu, 10 Juni 2012
Alhamdulilah, aku sembuh
Juni , 10 2012
Bingung mau menulis darimana, bingung juga harus apa saja yang harus aku ceritakan. Mulai dari mana, di mulai aja ya...
Hari itu tanggal 30 Mei 2012, di hari Rabu yang terik. Pagi - pagi buta aku, ayah, dan Ibu ku berniat pergi ke kota pahlawan untuk memeriksakan diriku. Pukul 03.30 kami berangkat dan sampai pada pukul 07.00. Tak banyak halangan dengan lancar kami segera menemukan rumah sakit yang menjadi tujuan keluarga kami. Rumah sakit Onkologi. Perum A Raya Galaxi Permaai, Surabaya. Menunggu kurang lebih 1 jam. Seorang dokter sangat ramah menghampiriku, mengajakku masuk ke dalam ruangan yang cukup membuatku nervous, ruang periksa lengkap dengan alatnya. Aku masuk bersama Ibu dengan cemas ayahku menunggu aku dan Ibu keluar. Seusai di periksa dokter ramah, aku pun menuju tempat USG, atau ronsen. Tempat untuk memastikan penyakitku. Hatiku semakin berdebar. Kumandang surah al - fatihah tak pernah lepas dari gumaman bibirku. Berdo'a. Berhara. Semoga aku baik - baik saja. Namun kiranya Allah sudah menuliskan takdirnya dan aku harus menghadapi. Aku berbaring dengan sangat pasrah, apapun hasil pemeriksa'annya harus aku terima. Benjolan yang ada di tubuhku kurang lebih selama 7 bulan itu memang tak membuatku merasakan sakit atau apa,ia sama sekali tak mengganggu aktivitasku. Hanya sepertinya benjolan itu agak membesar. Rasa tak tenang yang setiap hari aku rasakan aku ungkapkan dengan tangisanku pada ibu. Dan tanpa berfikir panjang ibu memutuskan aku harus di operasi. Operasi. Agak seram buatku. Aku masuk rumah sakit pun selama 18 tahun ini alhamdulilah belum pernah. Dan kali ini aku harus operasi. 15 Menit aku berbaring, 15 menit tubuhku di periksa hasil pemeriksa'an pun keluar. Aku berat menyampaikan hasilnya pada Ib, terlebih pada ayahku. Wajahnya sudah pucat sejak berangkat dari rumah tadi. Mereka menghawatirkan aku. Ibuku segera tanya bagaimana hasil USG penyakitnya. Aku pun harus menjawab , " ada benjolan 3 di kanan, dan 1 di kiri Ibu ",,,, " y allah ..astaghfirullahhul'adzim,,,,", jawab Ibuku, " ko akeh temen ??? imbuh ayahku dengan wajah sangat muram. Tak menunggu waktu lama Ibu dan Ayahku di arahkan menuju tempat informasi operasi dan rincian biayanya. Setelah ngalor ngidul di jelaskan, aku pun tercengang sa'at di nyatakan biaya operasi kurang lebih 22 juta. Oh sebanyak itu. Sungguh aku tak ingin merepotkan orang tuaku dengan membayar kesehatanku semahal itu. Sehat memang mahal. Dan aku tak mampu telah kalah menjaganya. Kami bertiga memutuskan untuk pulang. Aku berkata pada Ibu aku tak mau operasi di Surabaya, aku operasi di tanah kelahiranku saja.
Esoknya 31 Juni 2012, hari kamis.
Pukul 08.00 aku dan Ibu rencananya akan mencari rumah sakit yang tepat untuk tempatku beroperasi..menghilangkan penyakitku..
Langsung saja aku dan Ibu mengendarai sepeda motor menuju bojonegoro. Rumah sakit Aisyiyah tujuan pertama. Sekitar pukul 09.00 jarum jamDengan lincah dan grapyaknya Ibuku, beliau langsung menuju ruang informasi dan tak lama aku pun segera di periksa oleh seorang dokter. Seorang dokter yang wajahnya menyejukkan, memberi tenang, dan tak membuatku takut operasi. Dr. M Kholik. Dr spesialis bedah di Bojonegoro. Beliau adalah dokter terhandal karena akan menyembuhkanku melalui pertolongan Allah. Setelah melihat hasil foto momografi yang di sodorkan oleh Ibu (USG) dokter pun berkata hal yang sama, aku harus operasi. Dengan spontan aku menjawab "ya", "mau operasi kapan?", tanya dokter. "Hari ini dokter", jawabku. " Baik operasi kita mulai pukul 11.00.
Aku menengok jam, hah sudah pukul 09.30 bisikku dalam hati. Tinggal beberapa jam lagi aku akan di operasi. Dengan fikiran tidak karu - karu.an aku harus membeli perlengkapan obat untuk operasi, seperti alkohol, kasa, pembalut, dan entah apa saja lah.
pukul 11.40 aku memasuki ruang operasi. Ramai. Ada antara 7 sampai 8 orang menggunakan seragam hijau panjang di ruang itu. Tak ku lihat Dr. Kholik benakku, tapi aku tak memusingkannya. Ku lihat ada lampu bundar dengan 8 mata lampu. Seperti di tv - tv. Ku lihat sekelilingku tak ada gunting ataupun alat operasi lainnya. Alhamdulilah. aman batinku. Semenit setelah itu aku merasakan kakiku sangaaat dingi dan yah aku tak sadarkan diri setelah itu. Tak ingat apa - apa sama sekali. Aku terbaring nyenyak dan dokter beserta anak buahnya berusaha menyelamatkan nyawaku. Berusaha menolongku agar aku sehat kembali. Mungkin kedua orang tua ku dan beberapa keluarga yang telah di hubungi Ibu sudah sampai di rumah sakit, mungkin mereka merasa cemas akan keadaanku. tak di pungkiri ibuku pun meneteskan air matanya untukku. Air mata yang selalu dan selalu aku teteskan. Mungkin untuk yang ke semiliar kalinya. Hanya berdo'a. ya itulah yang dapat mereka lakukan. Pukul 11.25, aku keluar dari ruang operasi. "yu, Ayu", aku mendengar suara ibuku, " yu operasimu wes mari,,alhamdulilah", ucap ibuku, " alhamdulilah..", aku sangat lega mendengarnya. Baru seperti bangun tidur saja rasanya. Aku pun sempat bermmpi. Entah bermimpi apa. Awww tak lama rasa legaku tiba" aku merasa sangat perihh, sangat nyerii aku rasakan di bagian yang telah di operasi. Aku lihat ya allah sedang di perban, pantas rasanya sangat nyeri hingga buatku menangis. Aku pegang bagian tubuhku itu alhamdulilah masih utuh :D, aku sangat bersyukur penyakitku sudah hilang dan aku masih memiliki bagian tubuh yang sangat penting untukku, untuk suamiku kelak, dan untuk hidupku. Alhamdulilah, Alhamdulilah, Alhamdulillahirobbil'alamin hanya rasa syukur yang mampu aku ucap atas pertolongannya. Rasa syukur, rasa sangat amat bahagia itulah yang mampu membuatku tak menagis menahan rasa sakitku lagi. Terlebih banyak keluarga yang mengerubungiku. Ayah, Ibu, Bu dhe, dan Kakak sepupuku. Mereka mencemaskanku. Termasuk salah satu seseorang yang sangat menyayangiku. Tentu ia sangat mencemaskanku. Muhammad abdul malik. Aku teringat kepadanya namun aku belum kuat hanya sekedar mengirim pesan padanya aku baik - baik saja. Ntah kenapa aku benar - benar menikmati nafasku sa'at itu, dengan keadaan yang masih lemas aku memutuskan untuk tidur dengan pulas.:):)
.
01 Juni 2012 aku sembuh dari penyakitku. Puji syukur walhamdulilah laila haillalhhahuallahuakbar. Terima kasih banyak atas karunia hidup ini ya allah. Ma'afkan atas segala perbuatan, khilaf, dan dosa - dosa yang tlah menumpuk entah seberapa gunung besarnya. Terima kasih engkau telah mengingatkan dan memberi kesempatan kepada hamba untuk menjadi hambaMu yang lebih baik.
Terima kasih untuk Ibu yang senantiasa ada di sammpingku, mengusap air mataku, dan mengecup keningku di sa'at aku merasa takut, terima kasih Ayah yang dengan ikhlas membiayai pengobatan untuk anaknya, anak yang pernah membuat engkau darah tinggi,anak yang membuat kesal bahkan di hari raya , dan anak yang dengan tangis isak pernah berlutut meminta ma'afmu. Tak kau hiraukan semua itu. Hanya ingin melihat anak kalian sehat. Terima kasih ayah , ibu semoga aku bisa menjadi anak yang mampu meringankan beban hidup kalian sekarang, esok, dan nanti. Terima kasih untuk Muhammad abdul malik. Seorang yang selalu menemani setiap keputusan dalam hidupku. Seseorang yang sudah menjadi bagian dari separuh jiwaku. Seorang yang selalu mengerti inginku dan tak jarang melakukan banyak hal untukku, Terima kasih untuk waktu, rasa cintamu, rasa cemasmu, dan segala rasa yang kau berikan untukku. Aku sangat beruntung di berikan kekasih seperti kamu.
Terima kasih untuk Puji purnwan dan Lugito prasetyo. Sahabat - sahabat yang menyayangi dan memberi suport untukku. Terima kasih untuk keluarga besarku yang memberikan kebahagiaan padaku di saat aku terbaring di rumah sakit. Terima kasih untur tetangga2 dan semua rekan kerjaku. Aku berterimakasih pada kalian semua. HAri ini aku semangat karena kalian.:D
ALHAMDULILLAH 330.x..ALHAMDULILAHHIROBBIL'ALAMIN TERIMA KASIH ATAS NIKMATMU INI YA ROBBI..
AKU SUDAH SEMBUH :)
.
Inilah pengalaman hidupku yang sangat berarti dan semoga tak terulang lagi. Amien...:) :) : )
Langganan:
Postingan (Atom)